Minggu, 28 Juni 2009

Arti diriku

Aku ada di dunia ini ketika mataku merasa ada cahaya memenuhi rongganya. Entah sejak kapan aku direncanakan. Aku mengikuti alur kehidupan yang mengalir, yang tak pernah ku rasakan tenang. Apa sebenarnya aku ini? Mengapa dunia yang ku pijak, tak mendukungku hingga kini. Rasanya langit selalu berkata padaku, namun bahasanya yang menggelegar, membuat nyaliku mengambang bersama uap air yang ia serap. Angin memberikan sarannya padaku, namun tak bisa ku terjemahkan karena bahasanya yang begitu lembut. Hujan menangis saat ia mendengarkan ceritaku, ia mengadu, tapi tak bisa ku pahami aduannya itu.

Jika aku manusia, mengapa tak bisa ku bergabung denganmu, dengan mereka. Aku, tak pernah berani mendekati komunitas kalian. Aku bahkan merasa hidupku ini untuk diasingkan. Jauh dari kalian yang begitu maju. Aku selalu seperti ini.

Kamis, 18 Juni 2009

Ini dari Kawanku

"Ini ditulis oleh kawanku, yang menanggapi tulisanku beberapa hari yang lalu, meski tulisan itu belum ku rampungkan.."

ENTAHLAH


Mungkin apa yang kamu alami pesis dengan apa yang aku alami. Begitu sulit tuk dapat menghindar dari rasa itu. Rasa yang selalu membayangi dalam kehiduoan ku. Tak hanya itu karena rasa itulah membuat ku bisa menangis setiap saat.Menangis bukan karena sedih , tapi menangis karena bahagia. Tuhan telah memberi ku anugerah yang terindah dalam hiduo ku. Karena dia lah orang yang aku cintai tak bisa aku tinggalkan dan rasa berat tuk aku abaikan. Memang cinta itu merupakan sesuatu yang abstrak. Tak bisa pula kita hindari karena dengan cinta itu lah kita bisa bahagia>Tapi juga ingat cinta dapat pula membuat kita jatuh berantakan Aku tak bisa berbuat apa apa. Kamu bukan seorang playboy...karena aku akui aku oun memiliki keadaan yang seperti itu.

Entah lah apa yang mungkin bisa aku perbuat sedang dia seolah tampak tak acuh pada ku
Entahlah sulit rasanya mnghilangkan rasa itu
Emntah lah kenapa aku mengalami hal yang semacam itu

Mungkin ini merupakan karunia Allah yang begitu indah yang aku alami
Mungkin juga rasa ini yang akan membuat ku tersenyum
Mungkin juga rasa ini yang akan menghancurrkan aku
Mungkin juga ini hanya mimpi indah ketika kita terbangun atau
Mungkin rasa itu hanya hayalan belaka

Aku berusaha tuk bisa sadar dari mimpi yang tak pasti itu
Begitu besar cintaku untuknya
Begitu banyak perumpamaan yang aku rangkai hanya untuknya
Begitu banyak kenangan yang telah aku lalui bersama
Tak mudah tuk melupakan dia yang sudah menyatu dengan diriku
Tak mudah tuk melukis kenangan terindah aku bersamanya
butuh waktu, butuh pengorbanan dan juga butuh kesabaran
Semua yang aku lakukan tak dapat di hancurkan begitu saja oleh orang yang berusaha merusak cintaku

Biarlah apa yang aku rasakan menjadi sesuatu yang amat berharga buat aku
Biarlah semua ini menjadi pe nyemangat dalam hidupku
Biarlah dia tak acuh pada ku
Biarlah ...yang penting dia tahu begitu besar rasa cinta ini
Biarlah waktu yang akan membuktikah betapa sayang nya aku padanya

Mungkin benar apa yang di katakan Giring Nidji Bahwa
Cinta tak harus miliki
Biarlah .................................

Rabu, 17 Juni 2009

Hatiku menulis cerita ini

suatu ketika aku melihatnya berjalan di depan rumahku. Beberapa detik kemudian, senyumku merekah dan ku rasa tak akan ada yang tidak melihat senyumku sebahagia itu. aku seolah melayang, terbang bersama awan yang tertiup angin. Begitu bahagianya diriku hingga saat itu darahku mengalir dalam tubuh ini tanpa arah. tersebar ke setiap pembuluhnya yang berdenyut lebih cepat dari jantungku dan berkumpul di pipiku. Meski aku seorang pria, aku tak akan malu mengungkap semua ini. Inilah rasaku, yang hanya tumbuh untukknya.
Oke, aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Eko Kurniawan (Asli lho:).. Aku seorang yang selalu bingung dengan hatiku sendiri. Seolah hati ini milik orang banyak, yang keinginannya berbeda-beda. Aku tak tahu mengapa seperti itu. yang ku tahu hanyalah, rasaku (khususnya rasa cinta itu..:)) tak dapat ku pastikan akan jatuh pada siapa. aku selalu senang melihat wanita yang begitu banyak. Namun, entah mengapa, rasa itu (cinta) tak bisa benar-benar ku rasakan untuk mereka (eits.. bukannya homo lho..!). Hanya bila aku bertemu seorqang yang 'aku rasa aku cintai' itu ternyata tak dapt bertahan lama. Atau bila aku merasa 'aku sedang jatuh cinta', aku juga merasakan itu terhadap wanita lainnya. Kawan menurutmu, apakah aku ini playboy? (tapi ko sampe sekarang ga ada yang sama aku ya..:))
Aku tak pernah 'Pacaran' sekali pun dalam hidupku. Ada memang suatu masa yang telah lampau. Tapi rasanya itu bukan pacaran, kami hanya saling mengungkapkan rasa.
Aku menjadi bingung dengan diriku sendiri. Sepertinya aku ini hanya suka mengikuti kemauan hati yang sesaat. Lalu setelah beberapa waktu, 'suka' itu hilang pelan-pelan. Yah... itulah diriku. Percaya atau tidak, aku tak punya tujuan hidup!!
Memang sih, aku punya begitu banyak impian. Kalau boleh aku sebutkan, akan ada sejuta impian yang akan membuatmu lelah membacanya, aku sebutkan beberapa saja ya..
Pertama, aku ingin mempunyai peternakan, yang ada sapi, sawah, kuda, kebun, mata air, karyawan yang setia, dan dapat memenuhi kebutuhan orang-orang.
Kedua, aku ingin menjadi programer komputer dan juga web, yang terkenal hingga ke pelosok dunia.
Ketiga, aku ingin membuat orang-orang percaya padaku lewat kata-kataku. Tentu saja bukan berarti aku ingin membodohi orang-orang. Aku ingin orang-orang mendengarkan dan melaksanakan pemikiranku. Dan spesifikasi untuk pemikiranku adalah Kemajuan Indonesia!
Anywa, mungkin hanya 3 impian itu yang ingin aku sampaikan disini. Yang lainnya sedang tumbuh (atau lebih tepatnya, beranak pinak) dalam khayalku. Aku membiarkannya seperti itu. Kau tahu, kenapa aku membiarkannya? Eh, tentu saja anda tak tahu, karena aku belum bilang kan? (nanti aku lanjut)insya allah

Senin, 15 Juni 2009

Mentariku yang Redup

Mentari tersenyum cerah ketika itu
Menyapaku dengan sinarnya yang hangat
Ia seperti sedang bahagia
Mungkin karena ia masih bisa menyinari buminya,
Kekasihnya

Kini saat pagi aku terbangun dari lelapku
Aku tak melihat mentari menyapaku
Aku tak merasa ia bahagia
Bahkan ia terlihat enggan tuk bersinar
Mungkin karena cahaya yang telah redup
Dan juga menyakiti Buminya,
Kekasihnya...

Ya, itulah mentari dan bumi
Meski cahaya mentari sangat berarti bagi bumi
Tapi sekarang,
semua itu menjadi berkebalikan
Sinar itu membakar bumi
Karena pelindung di antara mereka
Tak lengkap lagi
OZON SUDAH BOLONG
Mengizinkan bagian sinar jahat mentari membakar kulit bumi...

Dimana Aku

Puisi ini adalah ciptaan temanku yang dia pakai untuk maju praktek Bahasa Indonesia beberapa bulan lalu, namanya 'Caffabih'
Tubuhku kaku
Dimana aku
Tolong, tolong, tolong
Tak adakah cahaya
Gelap, dingin, sepi

Dimana aku
Dimana Aku
Dimana aku

Dimana sahabatku
Bapak ibuku
Semua keluargaku
Padahal ku menyayangi mereka
Mengapa mereka tak menemaniku
Hanya sebatas inikah tempatku

Dahulu aku dihormati
Dengan segala keangkuhanku
Tersenyum manis
Tuk membalas pujian mereka
Sekarang...
Aku hanya punya selembar kain putih
yang membalut tubuhku
Sedikit kapas
Dan papan yang membelenggu

Pantaskah menyesal?
Tiada guna lagi ku banggakan
Menanti... menanti... menanti...

Sebuah Keputusan....

Dimanakah duniaku dulu
Tak bisa aku melihat lagi
Warna hitam mengelilingi
Senyap lembut namun menakutkan, merayapi kulitku yang dingin

Akhirnya ku percaya
Apa yang telah dijanjikan
Andai aku bisa kembali
Mungkin....
Mungkin dan mungkin...
Ku berubah

Percuma,
seribu kali menyesal disini
bahkan tak terhitung
tiada guna, tiada guna

Pantaskah ku menangis...
Tolong, tolong, tolong...
Apakah kalian tak bisa mendengar...
Aku di dalam meminta bantuan


Siapa mereka...?
Buat apa GADA itu...
Siapa kalian,
Hai! siapa kalian...
Mau apa, mau apa...
Apa yang akan kalian lakukan...

Ah.....
Ampun... ampun... ya Allah

Selasa, 09 Juni 2009

Islamku

Indahnya senyuman memadamkan amarah dikala gelisah
Menenangkan hati ketika gundah bergelora

Merasa damai bila semua bersama
Tanpa benci yang memutuskan silaturahmi
Saudara yang lahir dari rahim yang berbeda
Terikat oleh cinta tanpa terpaksa

Cahaya ini menyatukan berbagai suku dan bangsa
Jalannya lurus tanpa berkelok
Menuntun insan meraih rahmat di Sisi-Nya
Islamlah Pelita hatiku
Pelita hati kita...

Alam untukku

Dan ombak menyapu pantai dengan anggun
Tapi memecah karang hingga berkeping
Aku termenung di sana
Bersama camar ku mengenang
Sampai tanpa ku sadari awan menghitam
Lalu angin menyampaikan amarah
Pada Laut
Untuk jiwa yang terluka
Tak kusangka akan terluka
Tak pernah ingin ini terjadi
Sekarang aku tak tau bagaimana harus jalani hidup
Kemana kaki akan kulangkahkan

Bersama laut aku bersedih
Dan lewat angin kusampaikan pada dunia
Aku Terluka

Mati

Aku merasa mati saat cintanya pergi
Seakan langit runtuh menyeluruh
Kilat menyambar dan membakar kasih dalam hati
Akankah dapat kutumbuhkan lagi cinta yang kedua
Merasakannya seperti kali pertama ku bertemu dengannya

Rasaku Untuknya

Pekatnya hitam tak mampu redukkan apiku yang membara
Rasa yang begitu dalam tak dapat ku ungkap lewat kata
Karna ku yakin tak akan ia percaya
Tapi itu tak buatku berhenti
Kan ku perlihatkan padanya ini cinta sejati